About Me

My photo
Medan, Sumatera Utara, Indonesia
Nama Saya : Denny Syahputra. ======================= saya masih belajar tentang blog-blog.

Obat Warung yang Masuk Kategori Doping





 Jika Anda akan mengikuti pertandingan olahraga resmi, jangan sembarang minum obat walaupun sekadar ingin menyembuhkan flu. Boleh jadi ada kandungan zat yang masuk kategori doping. “Memang banyak atlet yang tidak tahu,” ujar Hario Tilarso, dokter spesialis olahraga dari Universitas Indonesia.

Karenanya suami instruktur senam Berti Tilarso itu mengingatkan, sebenarnya banyak obat yang mengandung zat kategori doping beredar di pasaran. Apa saja? Berikut ini penuturannya.

Memang ada obat-obatan dijual bebas yang termasuk dalam larangan di dunia olahraga?


Ada. Biasanya suplemen yang dipakai oleh orang-orang yang melakukan aktifvtas fitness ataupun body builder. Dan beberapa kategori tertentu bisa masuk doping. Misalkan ada atlet sedang terkena flu, lalu dia membeli obat di warung. Maka, ketika diperiksa dan melewati tes, bisa terkena penggunaan doping.

Berdasarkan pengalaman Anda sebagai dokter olahraga, bagaimana kasus di Indonesia?


Saya berkecimpung di dunia olahraga dari tahun 2000 hingga sekarang. Namun belum ada kasus terburuk terkait dengan doping. Karena memang di Indonesia belum menjadi trend. Selain itu, di Indonesia olahraga yang menonjol dengan kompetisi ketat baru dua cabang olahraga, yakni bulutangkis dan angkat besi. Karena pada sebuah kompetisi yang besarlah doping biasanya digunakan.

Mengapa doping di Indonesia sepertinya masih langka?


Ingat, doping (obat khusus doping – red.) itu mahal. Sedangkan honor atlet-atlet di Indonesia masih cukup kecil. Tentu saja tidak mampu membeli doping yang mahal. Di luar negeri, para atlet mempunyai gaji besar. Mereka mampu membeli doping untuk mempertahankan gelar juara. Seperti atlet balap sepeda dunia, Lance Armstrong, itu merupakan kasus terburuk dalam penggunaan doping pada dunia olahraga.

Bagaimana dengan obat-obatan yang dijual bebas di luar seperti di apotek. Adakah yang bisa dikategorikan doping atau stimulus begi atlet?


Ada. Jenis Ephedrine seperti obat asma yang melebarkan saluran pernapasan, merangsang saraf pusat. Begitu juga dengan obat yang mengandung paracetamol. Namun tiap tahun ada pengawasan dan akan diseleksi obat yang termasuk doping dan akan dilarang untuk dijual, serta ada juga yang dihapus. Pada tiga tahun lalu, kopi juga termasuk doping. Jika mengongsumsi obat-obat tersebut secara berlebihan akan menyebabkan lever rusak.

(CATATAN: Berdasakan ketentuan World Anti-Doping Code yang dikeluarkan World Anti-Doping Agency, ephedrine termasuk dalam 'Prohibited List 2012' dalam standar internasional. Karena itu dilarang.)


Bisa lebih detail tentang obat-obatan dijual bebas yang termasuk dalam doping itu?

Obat flu,maag, serta antibiotik. Semuanya berbahaya jika tidak disertai resep. Jangan lupa, biasanya obat-obat doping itu ada penjual gelapnya. Ada supliernya, tapi harganya tidak murah. Selain itu, ada obat untuk anak-anak yang khasiatnya untuk menambah berat badan. Masih ada Lasix, obat untuk ginjal. Apotek menjual obat-obat yang ditujukan untuk medis namun orang-orangnya (penggunanya) saja yang salah.

Dari obat yang Anda sebutkan itu, mana yang paling berbahaya?


Steroid. Karena ada 20 hormon yang berguna dan saling seimbang. Maka jika mengonsumsi steroid, akan menyebabkan hormon tidak seimbang dan mengganggu kesehatan.

Apa dampak obat-obat doping tersebut dalam jangka pendek dan jangka panjang?


Mengganggu hormon, bengkak-bengkak, serta agresivitas meningkat. Sehingga jika diperhatikan, banyak atlet di luar negeri yang gemar berkelahi dan temperamental. Biar bagaimana pun pasti ada efek sampingnya.

Kalau begitu, banyak juga atlet yang sebenarnya tidak tahu obat doping?


Ya, sebenarnya ketidaktahuan atlet sendiri. Jika terkena flu, membeli obat di apotek atau obat di warung. Lalu ke dokter umum, bukan dokter khusus atau dokter olah raga. Apalagi besoknya ada pertandingan. Maka, jika dilakukan tes, terdapat beberapa zat yang masuk dalam kategori doping karena mengonsumsi obat-obatan yang dibeli di apotek, warung, atau obat dari dokter umum. Dan tentu saja itu salah.